SELAMAT DATANG DI KARMEL GENERATION

ALLAH TIDAK PERNAH MERENCANAKAN ANDA MENJADI PRIBADI YANG BIASA-BIASA APALAGI GAGAL MENJALANI HIDUP, TAPI DIA MEMILIKI SEJUMLAH RENCANA TERBAIK UNTUK ANDA BISA SUKSES MENJALANI HIDUP.
"JANGAN PERNAH PATAH SEMANGAT"

Rabu, 06 Juli 2011

KUASA FIRMAN TUHAN

"Iman kita membuka jalan untuk mujizat itu terjadi, tetapi Firman Tuhanlah yang mengeksekusi mujizat itu menjadi nyata."

Senin, 20 September 2010

“KUASA KATA-KATA”

By. Wejha Nus

Alkitab membandingkan lidah kita dengan kemudi sebuah kapal. Walaupun kemudi itu kecil, namun ia mengendalikan tujuan seluruh kapal. Demikian juga lidah kita akan mengendalikan tujuan hidup kita. Jika kita gemar mengucapkan kata-kata yang mengandung kegagalan, Berarti kita sedang mengarahkan hidup kita kepada kekalahan. Kata-kata tersebut akan menghalangi kita menjadi orang yang TUHAN inginkn..!

Halo..! Sahabat Tuhan gomong-ngomong gimana ni dengan Anda; apakah Anda sedang mengemudikan masa depan dan pelayanan Anda dengan kata-kata seperti yang Tuhan inginkan yang terbaik terjadi dalam hidup Anda, seperti kata-kata yang mengandung keberhasilan, berkat, kesembuhan, kemakmuran atau segala hal terbaik yang datang dari Tuhan (Filipi 4:6-8).
Ataukah Anda sedang setuju dengan Iblis dengan mengarahkan kemudi kata-kata Anda dengan apa yang setan inginkan terjadi dalam hidup Anda seperti; kegagalan, kemiskinan, kebodohan, sakit-penyakit, kekurangan, utang-piutang, atau segala hal yang tidak baik yang berasal daripada Iblis lainnya.

Sahabat Tuhan, Saya mengajak Anda untuk menciptakan kata-kata yang MEMBERKATI dan MEMBAHAGIAKAN, agar Anda menjadi pribadi yang memberikan pengaruh menyenangkan bagi dunia yang rusak ini. Nah pertanyaannya sekarang seperti apa kata-kata yang Anda ciptakan untuk orang-orang yang Anda cintai? Terlebih seberapa besar Anda mencintai perjalanan hidup Anda ini menjadi pribadi yang membahagiakan bagi dunia? Mari kendalikanlah nakoda lida Anda dengan kata-kata yang membahagiakan bukan sebaliknya!!

Dunia saat ini membutuhkan pribadi-pribadi yang bisa memberikan pengaruh yang positif bukan sebaliknya. Untuk memberikan pengaruh yang positif tersebut diperlukan pribadi yang memiliki karakter sebuah kalimat yang menginspirasi dan memberkati. Karena itu, belajarlah memperkatakan kata-kata yang membuat Anda menjadi pribadi yang dibutuhkan oleh dunia ini, bukan menciptakan diri Anda dengan kata-kata yang membuat dunia ini tidak bisa menerima Anda.

Akhirnya, renungkan Firman Tuhan ini; “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman Tuhan, bahwasanya seperti yang kamu katakana di hadapan_Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu” Bilangan 14 : 28

Minggu, 19 September 2010

KEHIDUPAN JEMAAT ADALAH GAMBARAN DARI MIMBAR (bagian 2)

Akhir dari sebuah pelayanan gabungan kepada ibu-ibu jawaban dari pertanyaan yang sama, tetapi dengan jemaat yang berbeda saya menemukan jawaban, bahwa Jemaat adalah cermin dari mimbar. Jemaat merupakan gambaran dari mimbar. Dua kalimat ini kedengarannya begitu sederhana tetapi sangat cocok untuk melihat pertumbuhan jemaat-jemaat lokal secara keseluruhan dari berbagai aliran gereja yang berkembang di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Melalui pengamatan dan pengalaman pelayanan di beberapa jemaat secara langsung dari berbagai aliran-aliran gereja yang saya ikuti maupun pengalaman pelayanan di Persekutuan-persekutuan doa dapat saya tuangkan dalam tulisan ini untuk memotivasi pria dan wanita yang terpanggil untuk melayani jiwa-jiwa yang terhilang bagi Yesus di mimbar-mimbar gereja maupun persekutuan-persekutuan doa.
Sebuah pertanyaan sederhana untuk melihat keadaan jemaat adalah mimbar gerejanya seperti apa? Yang saya maksudkan adalah: apakah yang dikhotbahkan setiap minggu dari mimbar tersebut? Apakah setiap minggu banyak dikhotbahkan tentang penderitaan, maka sudah pasti keadaan jemaat tersebut banyak yang hidup dalam penderitaan. Atau banyak khotbahkan tentang masalah, maka jangan heran jemaatnya kebanyakan hidup dililit dengan masalah. Atau Anda setuju dengan pemahaman tradisional yang penting miskin di bumi nanti kaya di surga, sehingga disuguhi jemaatnya setiap minggu dengan teologi miskin di bumi nanti kaya di surga. Maka jangan heran jemaatnya hidupnya miskin-miskin, pada hal mau jujur pendeta dan jemaat tersebut membutuhkan keuangan yang cukup untuk menunjang pelayanan.
Intinya sahabat Tuhan saya ingin beritahu Anda bahwa “KEADAAN JEMAAT ADALAH GAMBARAN DARI MIMBAR.”
Jika mimbar adalah gambaran untuk jemaat, maka apa yang dapat dipersepsikan mimbar yang Anda pakai untuk mempersiapakn jemaat? Saya senang kalau mimbar dipakai untuk mempersiapkan jemaat hidup dalam: Mujizat, Kuasa, hikamat Tuhan, Berkelimpahan, Sehat, Kesaksian yang dipenuhi Roh Kudus, mengalami berkat-berkat Tuhan yang luar biasa…, dan sejumlah janji Tuhan yang dapat Anda sebutkan untuk mempersepsikan seperti apa jemaat yang Anda layani.
Akhirnya sahabat Tuhan yang melayani di mimbar-mimbar, berpikirlah mempersiapkan jemaat seperti Abraham. Dia seorang yang takut Tuhan, diberkati Tuhan secara heran dan Laur biasa sampai berkelimpahan dan masuk surga. Jangan seperti Lazarus yang miskin di bumi kaya di Surga. Atau juga jangan seperti orang kaya. Banyak sekali kekayaannya tetapi sayang dia tidak tahu menyembah Tuhan, sehingga mati masuk neraka.
Persiapkanlah khotbah yang membuat jemaat Anda hidup dalam kekayaan secara materi, financial, sehat dan tahu menyembah Bapa di Surga dalam Roh dan Kebenaran, sehingga jemaat dapat berjalan dalam hikmat dan kuasa Tuhan secara heran dan luar biasa. Jangan mempersiapkan khotbah yang membuat hidup jemaat miskin, menderita, dan hidup biasa-biasa saja. Karena Firman Tuhan berkata bahwa “Apa yang keluar dari mulut hambaKu tidak akan pernah kembali dengan sia-sia, tetapi dia akan melaksanakan apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Yes.55:11. Artinya apa? Apa yang Anda ucapkan dari mimbar kata-kata Anda itu akan terjadi buat jemaat. Jadi, hati-hati memilih kata-kata buat jemaat.
Taukah Anda segala sesuatu diciptakan dengan Firman. Dan kuasa yang sama yang menciptakan jagad raya ini telah diberikan kepada hamba-hamba Tuhan untuk berfirman kepada jemaat. Jika demikian, kenapa Anda menciptakan jemaat yang biasa-biasa dari mimbar? Bukankah Allah yang Anda sembah adalah Allah yang Luar Biasa atau yang biasa-biasa?
Kebanyakan gereja2 tradisional jemaatnya hidup miskin-miskin, kurang kuasa, kurang urapan dan Roh Kudus tidak bekerja leluasa, sebabnya adalah karena pendeta-pendetanya menciptakan keadaan mimbar dengan teologi yang membuat jemaat hidup biasa-biasa saja. Semoga Anda tidak demikian…!

KEHIDUPAN JEMAAT ADALAH GAMBARAN DARI MIMBAR (bagian 1)

Untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di antara badan pengurus maupun antar jemaat suatu hari salah satu badan pengurus wilayah dari sebuah organisasi gereja mengadakan seminar sehari khusus bagi wanita dari beberapa jemaat yang ada di daerah tersebut. Salah satu session tersebut hamba Tuhan yang melayani memberikan kesempatan kepada ibu-ibu untuk menceritrakan secara singkat tentang keadaan jemaat mereka masing-masing.
Salah satu ibu menceritakan bahwa “setiap kali kami ibadah kami bisa merasakan hadirat Tuhan itu nyata sekali. Roh Kudus itu nyata. Jika ada jiwa-jiwa baru yang datang beribadah bersama kami mereka bisa merasakan Roh Kudus bekerja begitu nyata. Mereka rebah, bisa menangis secara spontan, tertawa, menari, berbahasa Roh sampai berjam-jam dan manifestasi Roh lainnya.”
Ibu yang satunya lagi berujar “kalau kami jemaatnya rata-rata usahanya diberkati Tuhan secara luar biasa. Jemaat yang beribadah juga rata-rata pejabat. Tadinya saya juga minder bergabung dengan mereka, karena saya orang yang biasa-biasa saja. Tetapi saya mengikuti ibadah-demi ibadah akhirnya saya juga ditolong oleh Tuhan, puji Tuhan kehidupan saya sekarang diberkati sama dengan mereka dan saya sudah tidak minder lagi berkumpul dengan mereka.”
Ibu lainnya lagi berkata “jemaat kami itu semangat untuk bersaksi dan menginjili orang lain luar biasa. Setiap bulan kami bisa membaptis orang 5-10 petobat baru. Tetapi dari sekian banyak yang dibaptis tidak tahu kehidupan mereka selanjutnya hanya beberapa saja yang bisa bertahan.”
Ibu berikutnya lagi menceritakan kehidupan jemaatnya “sepertinya jemaat ibu-ibu masih baik ya dibanding saya, jemaat sudah banyak yang tidak mau datang beribada. Lalu ada yang bertanya kenapa bisa begitu? Karena setiap kali ibadah minggu bapak pendeta minta sumbagan terus. Ibu yang lainnya sambung bertanya sumbangan untuk apa? Ya macam-macam, diakonia, penginjilan, pembangunan dan lain-lain.”
Ibu yang lain lagi berkata “kalau jemaat kami sepertinya jemaat tidak pernah terlepas dari masalah. Setiap kali saya mengunjugi mereka ada saja yang dikeluhkan. Seperti masalah suami/istri, anak-anak, pekerjaan, usaha, pelayanan, utang-piutang dan lain-lain. Anehnya setiap kali saya menguatkan mereka agar mereka menghadapi setiap masalah dengan tabah, karena masalah itu adalah cobaan hidup untuk kita bertumbuh menjadi dewasa. Dan tidak henti-hentinya saya berusaha memberi dorongan bahwa setiap orang yang hidup pasti punya masalah, jadi tetap sabar menghadapi setiap masalah Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar. Tetapi setelah masalah itu selesai ada saja masalah lain yang menggangu mereka, seperti dalam lingkaran apalah saya jadi bingung menghadapi mereka” katanya.
Ibu yang terakhir berkata “semua jemaat ibu-ibu baik semua ya, karena kita semua memuliakan Tuhan kita Yesus Kristus. Tetapi, kalau di kami jemaat sangat menghargai minyak urapan dan perjamuan kudus. Jika ada yang sakit kami makan roti perjamuan dan minum anggur perjamuan sakit sembuh. Demikian juga dengan minyak urapan: kami mengoleskan pada bagian-bagian yang sakit langsung sembuh, atau kami oleskan di setiap sudut-sudut rumah agar terhindar dari santet, pencurian dan dari gangguan kuasa-kuasa gelap. Minyak urapan bisa juga kita oleskan disetiap sudut-sudut tempat usaha kami agar usaha kami bisa berkembang dan berhasil.”
Hamba Tuhan yang melayani setelah mendengarkan semua uneg-uneg yang ibu-ibu ceritakan tentang keadaan setiap jemaat tadi. Ia berkata “Apa yang saya dengar dari semua cerita ibu-ibu itu adalah sebuah gambaran atau cermin dari mimbar gereja Anda.”